Inflasi Solo Paling Rendah

 Berita

TEMPO InteraktifSurakarta – Inflasi di Kota Surakarta sejak Januari hingga September 2011 tercatat sangat rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Per September 2011, inflasi Surakarta baru 0,78 persen. “Padahal tahun lalu, per September mencapai 4,22 persen,” terang Kepala Badan Pusat Statistik Surakarta Toto Desanto, Selasa, 4 Oktober 2011.
Menurutnya, rendahnya angka inflasi saat ini bisa mempengaruhi geliat perekonomian. Sebagai negara berkembang, dia menyebut idealnya angka inflasi tahunan antara 3-4 persen. Jika inflasi rendah di atas terus terjadi dalam jangka waktu yang lama, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Surakarta bakalan mandek. “Karena sektor riil dan perdagangan besar tidak berkembang,” tambahnya.
Toto sendiri mengaku tidak tahu pasti kenapa inflasi Surakarta bisa rendah. Untuk inflasi September, dia mengatakan inflasi Surakarta di angka 0,24 persen, paling rendah dibanding kota-kota pantauan inflasi lainnya, seperti Purwokerto, Tegal, dan Semarang. Inflasi di Purwokerto sebesar 0,25 persen, Tegal angka inflasinya 0,33 persen, dan Semarang inflasinya 0,55 persen.

Inflasi September disumbangkan oleh kenaikan harga kelompok makanan jadi, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan energi. Sedangkan kelompok bahan makanan justru deflasi 0,61 persen. “Semisal bahan makanan inflasi, angka inflasi Solo pasti lebih tinggi,” katanya.
Dia menilai turunnya harga bahan makanan disebabkan saat ini pasokan sudah melimpah, sementara permintaan masyarakat setelah Lebaran menurun.

Pengamat ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Malik Cahyadi, menilai kecilnya angka inflasi tidak selalu mencerminkan ekonomi yang tidak bergairah. Sebab, inflasi hanya menghitung indeks harga konsumen dan bukan konsumsi masyarakat.

“Padahal selama ini yang menggerakkan ekonomi Indonesia adalah konsumsi masyarakatnya. Selama konsumsi masyarakat tinggi, meskipun inflasi kecil, berarti perekonomian sudah bergerak,” tukasnya.
Meskipun demikian, dia mengakui bahwa idealnya angka inflasi tidak serendah seperti di atas. Sebab, inflasi juga menggambarkan pertumbuhan ekonomi. “Semestinya inflasi bisa lebih tinggi lagi. Kuncinya ada pada kebijakan fiskal pemerintah di sisa tahun ini,” ucapnya.

Related Posts