Balon Internet Google Disambut Baik Oleh APJII

 Nasional, Teknologi

image

Jakarta – Kerja sama uji teknis balon internet Google bersama tiga operator telekomunikasi  disambut baik oleh. Bahkan APJII berharap agar kerja sama ini dapat diperluas untuk penyedia jasa internet (PJI) lain yang berjumlah 350 perusahaan. Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menyambut baik kerja sama uji teknis balon Internet Google yang dilakukan bersama tiga operator telekomunikasi.

Dikutip dari Detik, Sabtu (31/10/2015), Ketua APJII, Jamalul Izza, menyatakan sejak berdirinya APJII 19 tahun yang lalu, kendala mayoritas para PJI adalah infrastruktur last mile atau infrastruktur akhir ke konsumen. Hal itu terbukti dengan porsi penyebaran trafik di antara anggota APJII, sebanyak 70% trafik dikuasai oleh tiga operator sedangkan 30% trafik diperebutkan lebih dari 350 operator.

“Tidak terbayangkan apabila akses  Internet penggunaan Balon Google hanya akan dibatasi pada tiga operator seluler tersebut. Tiga operator itu akan semakin memperbesar porsi 70% nya dan semakin mempersempit kesempatan hidup lebih dari 350 operator PJI lainnya,” kata Jamalul Izz.
Sebagai catatan, operator seluler dapat menyelenggarakan jasa akses Internet dengan menggunakan izin Penyelenggaraan Jasa Internet yang juga mereka miliki. Maka, APJII mengharapkan pemerintah agar akses terhadap media infrastruktur terobosan seperti Project Loon bisa dibuka seluasnya ke seluruh penyelenggara tanpa perbedaan.

Sebagai upaya agar infrastruktur telekomunikasi dapat dirasakan 350 anggota APJII, organisasi tersebut mengklaim telah mengajukan permohonan ke pemerintah soal regulasi untuk Mobile Network Operator (MNO) dan Mobile Virtual Network Operator (MVNO) serta regulasi Open Access.
“Dengan demikian, anggota APJII tidak perlu menggelar infrastruktur berganda sehingga dapat meningkatkan efisiensi nasional,” ujar Sekjen APJII, Henri Kasyfi.

APJII menyatakan siap jadi koordinator bagi 350 anggotanya apabila diikutsertakan dalam memanfaatkan akses Internet Project Loon. Rencananya, uji teknis balon Internet Google dilakukan tahun depan memanfaatkan spektrum 900 MHz. Apabila lancar, komersialisasinya akan dilakukan antara dua hingga tiga tahun mendatang.
Sementara itu, dikutip dari Liputan6.com, Sabtu, Direktur Eksekutif ICT Watch, Donny BU, memberikan tanggapannya terkait kesepakatan kerja sama akses Internet Project Loon Google.

“Pemerintah seharusnya memberikan dukungan yang sama untuk Open BTS, agar teknologi alternatif ini juga diperbolehkan menggunakan frekuensi 900 MHz untuk penelitian dan pengembangannya,” ujar Donny.
Teknologi Open BTS adalah teknologi yang telah terbukti dapat dikembangkan dari dan oleh masyarakat Indonesia untuk membantu mengatasi kesenjangan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan juga dalam situasi gawat darurat kebencanaan.

Donny mempertanyakan tentang janji pemerintah atau rencana kerja yang tertulis tentang netralitas teknologi, yakni mengharuskan suatu regulasi harus dapat diterapkan pada teknologi alternatif yang ada, tidak boleh hanya berlaku bagi jenis teknologi yang telah atau sedang digunakan saja atau yang dianggap primadona dan unggulan saja.

Saat ini Open BTS terbukti dapat melayani telekomunikasi rakyat di Wamena, Papua. Sejumlah pihak di Indonesia telah melakukan penelitian dan pemanfaatan Open BTS secara terbatas, semisal yang dilakukan oleh Yayasan Air Putih dalam penyediaan infrastruktur komunikasi saat gawat darurat kebencanaan.

Praktisi teknologi informasi, Onno Purbo, juga telah menerbitkan buku tentang Open BTS dan kerap mendorong sejumlah perguruan tinggi untuk memiliki laboratorium Open BTS guna praktikum mahasiswa.

Donny berharap agar Kementerian Komunikasi dan Informatika agar dapat memberikan dukungan yang sama kepada Open BTS dan kepada teknologi alternatif lainnya apabila ada sebagaimana telah diberikan terlebih dahulu kepada Project Loon Google.

“Kami juga meminta kepada operator telekomunikasi Indonesia, hendaknya sepenuh hati mendukung penelitan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, semisal Open BTS, yang sejatinya telah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh putra-putri Indonesia,” pungkasnya.

Related Posts