Masih Ada Dusun Tak Punya Musala, Pembangunan Masjid Agung Klaten Dikecam

 Berita


KLATEN Pembangunan Masjid Agung di bekas Terminal Jonggrangan yang bakal menelan anggaran sekitar Rp39,5 miliar menuai kritikan dari Kepala Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Klaten, Rujito Suprayogo. Pasalnya di desa tersebut masih terdapat dusun yang tidak memiliki musala.

Rujito menilai penambahan anggaran senilai Rp30 miliar dalam APBD 2013 untuk pembangunan Masjid Agung tersebut menyakitkan hati warga Dusun Sidorejo yang hingga kini belum memiliki musala. Sebelumnya, pembangunan Masjid Agung sudah menelan anggaran Rp9,5 miliar dalam APBD 2012. Ini sangat ironis. Dana untuk pembangunan Masjid Agung itu sangat besar. Sementara di sisi lain, ada satu dusun yang belum memiliki musala selama lebih dari 25 tahun, terang Rujito.

Rujito menjelaskan, Dusun Sidorejo merupakan kawasan tertinggal. Dusun ini dihuni sekitar 20 kepala keluarga (KK). Dusun yang baru berusia sekitar 25 tahun itu juga relatif sulit dijangkau. Kondisi jalur menuju dusun tersebut juga sudah rusak berat. Setiap bulan Ramadan tiba, warga Dusun Sidorejo berbondong-bondong mengikuti Salat Tarawih di Dusun Banaran, Desa Bener, yang berjarak sekitar satu kilometer. Mereka menempuh perjalanan dengan jalan kaki untuk mengikuti Salat Tarawih berjamaah di sebuah masjid di Dusun Banaran itu. Warga sekitar berasal dari kalangan menengah ke bawah. Mereka tak memiliki cukup penghasilan untuk iuran guna membangun sebuah musala di sana, ujar Rujito kepada Solopos.com, Kamis (7/12/2012).

Rujito mengaku prihatin tidak adanya musala di dusun tersebut. Dia bertekad mencari donatur untuk membantu membangunkan sebuah musala di dusun tersebut. Dia berharap warga Dusun Sidorejo sudah memiliki musala sebelum datangnya bulan Ramadan tahun mendatang. Kami akan berupaya, yang penting musala itu bisa berdiri di sana. Tidak masalah jika hanya menggunakan bahan bambu dan genteng bekas, ujar dia.

Koordinator Aliansi Rakyat Antikorupsi Klaten (ARAKK), Abdul Muslih, menilai keberadaan dusun yang tidak memiliki musala tersebut merupakan sindiran telak atas pembangunan Masjid Agung. Menurutnya, hal itu menunjukkan bukti jika Pemkab Klaten lebih memprioritaskan penataan kota ketimbang memikirkan nasib warganya. Penataan kota yang mentereng dengan bangunan megah seperti masjid dan terminal merupakan kepentingan elite politik. Sangat ironis bila kepentingan warga yang mendesak justru dikalahkan oleh kepentingan elit politik tersebut, kata Muslih.

Sumber: http://www.solopos.com/2012/12/06/masih-ada-dusun-tak-punya-musala-pembangunan-masjid-agung-klaten-dikecam-354676