KTP Bodong, Bupati Klaten Telusuri Keterlibatan Kades

 Berita

Klaten Bupati Klaten Sunarno akan menelusuri keterlibatan kepala desa terkait munculnya kartu tanda penduduk (KTP) aspal (asli tapi palsu alias bodong) yang digunakan 52 jamaah haji dari Kabupaten Klaten.

Bupati mengakui memang ada beberapa calon jamaah haji (Calhaj), saat itu sebelum berangkat, yang dicurigai bukan warga Klaten. Hal itu setelah dirinya mendapatkan laporan saat para Calhaj selesai menjalani tes kesehatan.

Dari laporan petugas kesehatan saat itu memang ada beberapa jamaah yang tidak kenal dengan tetangganya dan saudaranya meski mengaku satu desa. Bahkan saat pamitan, saya juga pernah mengobrol dengan beberapa jamaah namun tidak mengerti bahasa Jawa, ujar Bupati Klaten, Sunarno saat ditemui wartawan disela kunjungannya meninjau pembangunan Pasar Bayat, Jumat (2/11).

Meski ada kecurigaan saat itu, kata Bupati, dirinya belum mengambil keputusan apakah mereka yang ber-KTP bodong itu dibatalkan atau tidak keberangkatannya. Pihaknya saat itu masih sebatas memberi peringatan.

Jika dibatalkan tidak mungkin karena belum ada bukti kuat apakah mereka yang ber-KTP bodong itu memang warga asli Klaten atau bukan. Selain itu jika dibatalkan bisa kerepotan karena saat itu memang waktunya sudah mepet, kata Bupati.

Terkait hasil temuan dari Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) di Klaten yang mensinyalir adanya 52 jamaah haji yang diduga menggunakan KTP bodong, Bupati akan menelusuri pihak-pihak yang diduga ikut membantu dalam memunculkan KTP bodong tersebut.

Dalam setiap pembuatan KTP tentu pemerintah desa ikut andil. Untuk itu akan ditelusuri mulai dari tingkat desa, dari siapa melalui siapa KTP bodong itu muncul. Mereka yang terlibat tentunya akan mendapatkan sanksi tegas, tandas Bupati.

Sebelumnya dikabarkan, sebanyak 52 jamaah haji tahun 2012 Kabupaten Klaten yang diberangkatkan melalui Kloter 11 disinyalir menggunakan KTP bodong. Hasil temuan IPHI tersebut terbanyak ditemukan di Kecamatan Tulung, yakni ada 19 jamaah haji. Disusul Kecamatan Karanganom ada 15 jamaah, serta Kecamatan Pedan dan Trucuk masing-masing 9 jamaah.

Temuan itu diketahui saat manasik terakhir atau sebelum berangkat ke Tanah Suci. Mereka (jamaah haji ber-KTP bodong) tidak pernah hadir ke manasik meski sudah dikasih undangan. Sedangkan saat berangkat, mereka tidak dikenal, ujar Ketua II IPHI Kecamatan Karanganom, Kusdiyono.

Sumber: http://www.timlo.net/baca/42777/ktp-bodong-bupati-klaten-telusuri-keterlibatan-kades/