Waspadai Wabah Cikungunya Di Klaten

 Berita

Untuk mengantisipasi meluasnya serangan Cikungunya yang terjadi belakangan ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten akan segera melakukan peningkatan penyuluhan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyakit Cikungunya bersumber dari  alphavirus yang berasal dari gigitan nyamuk aedes aegypti. Wabah ini telah menyerang kurang lebih 40 warga Pasung dan Tanjungan, yang berada di Kecamatan Wedi.

Menurut Kepala Dinkes Klaten, Ronny Roekmito, program PHBS adalah cara paling efektif untuk menanggulangi meluasnya serangan penyakit Chikungunya ini dibandingkan dengan melakukan  fogging atau pengasapan yang akan diambil sebagai langkah paling akhir jika seranganChikungunya sudah sangat sulit dikendalikan. Selain itu beliau juga tidak memungkiri bahwa dengan cara fogging dapat berdampak tidak baik bagi kesehatan masyarakat karena asapnya yang mengandung racun.

Penyakit ini mempunyai gejala-gejala awal yang ditandai dengan gejala demam kemudian diikuti dengan rasa linu dan nyeri di bagian persendian tulang. Ronny menjelaskan bahwa mereka kesulitan untuk mengidentifikasi penyakit ini melalui tes laboratorium. Hal ini dikarenakan warga cenderung terlambat memeriksakan diri mereka dengan demikian pengambilan sampel darah hanya bisa dilakukan setelah masa inkubasi selesai.

Penyakit Chikungunya di Klaten terjadi secara sporadis di Pasung dan Tanjungan disepanjang tahun 2012 ini. Meskipun belum terbukti melalui tes laboraturium, dari gejala klinis didapatkan dugaan serangan penyakit yang bisa mengakibatkan kelumpuhan sesaat tersebut adalah Cikungunya .