Sedimentasi Tinggi, Tiga Sungai di Klaten Rawan Banjir

 Klaten, Solo Raya

image

KlatenUp – Mulai tingginya curah hujan di wilayah Klaten membuat sebagian warga khawatir akan terjadinya banjir. Kekhawatiran ini bukan hanya isapan jempol mengingat sejumlah sungai yang sudah tersendat karena tingginya sedimentasi endapan lumpur. Ditambah minimnya anggaran operasional pemeliharaan sungai di Klaten, akan menghambat upaya normalisasi yang seharunya segera dilakukan.

Informasi yang dihimpun KRjogja.com yang dikutip KlatenUp Selasa (26/01), Kabupaten Klaten memiliki 148 sungai. Terdiri dari 112 sungai kecil dan 36 sungai besar. Kondisi aliran air di mayoritas sungai tersebut kini tersendat akibat tumpukan sedimentasi endapan berupa lumpur, tanaman, dan sampah. Sungai yang paling berpotensi banjir adalah Sungai Birin, Sungai Ujung, dan Sungai Dengkeng.

Pemkab Klaten sebenarnya telah mencanangkan normalisasi sungai dengan program bersih sungai untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Namun normalisasi sungai ini terganjal dengan minimnya dana anggaran.

Menurut Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral (DPU dan ESDM) Klaten, Pramana Agus Wijanarka, mengaku bahwa pihaknya hanya diberi anggaran sebesar Rp 150 juta untuk operasional pemeliharaan sungai. Bahkan menurutnya, dana ini menurun drastis dari tahun 2015 dengan besaran Rp 1 miliar. 

“Program bersih sungai sangat bermanfaat karena mengurangi dampak risiko bencana banjir. Saat ini kegiatan bersih sungai telah dimulai di beberapa sungai,” ujarnya.

Normalisasi sungai di Kabupaten Klaten menurutnya ideal di angka Rp 2 miliar untuk 148 sungai yang ada. Jika demikian Pihaknya mengharapkan adanya penambahan anggaran normalisasi sungai pada APBD Perubahan.