Waspada Longsor Klaten! Bekas Tambang urug Tol Klaten Rawan Longsor

 Berita, Klaten, Solo Raya
Tambang Urug Tol Klaten

Musim hujan yang akan segera tiba membuat Pemerintah Kabupaten Klaten mewaspadai potensi bencana longsor di beberapa daerah. Salah satu faktor penyebab longsor adalah bekas tambang tanah untuk uruk proyek jalan Tol Jogja-Solo yang tersebar di beberapa kecamatan.

Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya, mengatakan bahwa bekas tambang tanah uruk itu berpotensi menjadi penyebab banjir dan longsor saat hujan. Ia mengatakan bahwa ada beberapa lokasi yang menjadi tambang uruk tol, sebagian sudah berhenti dan tidak ada aktivitas lagi, namun sebagian masih beroperasi.

“Bisa terjadi banjir dan tanah longsor sehingga perlu kita waspadai. Ada di beberapa lokasi,” ungkap Yoga saat ditemui di BPBD Klaten, Kamis (2/11/2023) siang.

Untuk mengantisipasi bencana longsor, Yoga menginstruksikan dinas terkait untuk melakukan pemetaan daerah rawan longsor. Ia juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam penanganan bencana, termasuk relawan di tingkat desa.

“Penanganan harus melibatkan semua elemen masyarakat. Termasuk relawan di tingkat desa,” ujar Yoga.

Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Klaten, Sahruna, menyatakan bahwa lokasi yang menjadi tambang tanah uruk sudah dipetakan. Diantaranya di Kecamatan Gantiwarno, Wedi, dan Bayat.

“Baru Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Wedi dan Bayat, tiga yang untuk lokasi uruk jalan tol itu. Kita cuma mengurangi risiko saja, tapi yang kita takutkan itu longsornya,” kata Sahruna.

Sahruna menambahkan bahwa risiko longsor paling besar ada di Desa Kadibolo, Kecamatan Wedi, karena ada permukiman di dekat lokasi tambang. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pencegahan dengan melakukan terasering, namun masih khawatir jika hujan dengan intensitas tinggi.

“Posisi pertama saya ingatkan lalu diterasering, tetapi tahu-tahu ada bangunan rumahnya, ada rumah baru dan yang lama-lama. Kalau terjadi hujan dengan intensitas tinggi mengkhawatirkan, salah satu skenario saya saat puncak hujan dievakuasi dulu,” papar Sahruna.

Selain Klaten, daerah lain di Banten juga berpotensi rawan longsor, terutama di masa peralihan dari musim kemarau ke hujan. Menurut data BPBD Banten, ada 29 kecamatan di Banten yang rawan longsor, yaitu 14 kecamatan di Kabupaten Lebak, 12 kecamatan di Kabupaten Pandeglang, dua kecamatan di Kabupaten Serang, dan satu kecamatan di Kota Serang.

BPBD Banten mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bencana longsor. Masyarakat juga diminta untuk mengikuti arahan dan imbauan dari pihak berwenang terkait penanganan bencana.

Related Posts