Korban pengeroyokan yang dilakukan ayah dan anak warga Desa Drono Kecamatan Ngawen, Klaten, adalah Alan Bagus Tristanto alias Iyan (22) warga Dukuh Ngaran, Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Pengroyokan ini terjadi pada akhir pekan yang lalu.
Pelaku pengroyokan adalah Budi Santoso alias Dobol (44) dan anaknya Davit Santoso (17) warga Dukuh Drono, Desa Drono, Kecamatan Ngawen, Klaten.
Penyebab peristiwa ini adalah cek-cok antara Iyan dan Dobol di jalan kampung Dukuh Drono, Kecamatan Ngawen pada Sabtu (25/8) dinihari sekitar pukul 01.00 WIB. Persoalannya sangat sepele, yakni Davit dituduh telah meludahi Iyan.
Dobol dalam kondisi mabuk berat merasa tidak terima anaknya dituduh demikian, kemudian ia marah dan memukul Iyan di bagian dadanya dengan tangan kosong. Iyan kemudian membalas pukulan itu dengan tangan kosong dan mengenai pelipis kiri Dobol.
Situasi yang semakin memanas akhirnya aksi pukul tangan kosong itu berbuntut dengan menggunakan batu antar keduanya. Davit yang semula hanya melihat akhirnya membantu ayahnya dan mengeroyok Iyan. Warga yang melihat kejadian itu kemudian datang dan melerai ketiganya.
Akibat kejadian dari pengeroyokan itu Iyan mengalami luka pada kepala, pelipis dan mulutnya hingga harus dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten. Keluarga Iyan yang tidak terima kemudian melaporkan kejadian itu ke Polres Klaten.
Petugas kemudian berhasil menangkap Dobol di rumahnya pada Sabtu (25/8) sekitar pukul 14.30 WIB. Bersama pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti berupa batu hitam dan batu merah yang digunakan pelaku untuk memukul korban.
Kapolres Klaten, AKBP Kalingga Rendra Raharja melalui Kasat Reskrim, AKP Rudi Hartono, mengatakan pelaku sudah diperiksa dan ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana pengeroyokan.
“Akibat perbuatannya itu tersangka dijerat dengan Pasal 170 KUHP yaitu bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang lain. Ancaman hukuman selama-lamanya lima tahun enam bulan,” tandas Rudi.