Muka Tersiram Minyak Mendidih, Penderitaan Narni Bikin Tetangga Menangis…

 Berita

KLATEN Tahun 2005 menjadi momentum yang tak akan pernah dilupakan Narni Sumarni, 40. Sejak melewati momentum itu, warga Dusun Tawangsari, Desa Kadilanggon, Kecamatan Wedi, Klaten ini kehilangan pekerjaan, penghasilan, bahkan keceriaan hidupnya. Guyuran minyak mendidih akibat ledakan kompor telah membuat kulit wajah, lengan, dan bagian dada ibu tiga orang anak itu melepuh.

Kejadian itu bermula ketika Narni bersama dua rekannya hendak menggoreng ayam di sebuah warung tak jauh dari Balaidesa Kadilanggon Wedi tujuh tahun silam. Narni dan dua temannya sebenarnya sudah bekerja di warung itu selama bertahun-tahun. Akan tetapi, saat itu bukanlah hari yang mujur bagi ketiganya.

Saat itu, minyak goreng sudah mendidih. Tetapi, temannya malah menambah aliran gas melalui pompa. Tiba-tiba kompor meledak. Minyak goreng yang mendidih itu menyiram tubuh ketiganya, tukas Lanjar, 46, suami Narni saat ditemui Solopos.com di kediamannya, Sabtu (1/12/2012).

Setelah mendapatkan pertolongan di rumah sakit, nyawa salah satu teman Narni tak bisa diselamatkan. Dia menghembuskan nafas terakhir setelah hampir sebagian besar tubuhnya melepuh. Sementara Narni harus menjalani perawatan serius dari RS dr Sardjito Jogja. Nyawanya selamat, namun bagian muka, lengan, dan dadanya mengalami kerusakan cukup parah. Hampir 90% mukanya hancur dan tak dapat dikenali lagi. Kulit bagian mukanya menyatu dengan kulit bagian dada. Kedua lengannya yang berdekap di dada tak bisa digerakkan. Dia juga kehilangan sebagian jari-jari di kedua tangannya.

Sejak pulang dari rumah sakit, hari-hari Narni lebih banyak dihabiskan di atas ranjang. Untuk makan, wanita itu harus disuapi. Sebenarnya Narni masih bisa berjalan ke toilet untuk sekadar buang hajat. Namun, dia akan kesulitan untuk membersihkan diri setelah buang hajat. Beruntung Narni memiliki suami yang sangat menyayanginya. Suami yang selalu siap untuk menyuapinya makan atau membersihkan tubuhnya setelah buang hajat.

Kedua tangannya tak bisa digerakkan sehingga tak banyak yang bisa diperbuatnya, tambah Lanjar.

Lanjar adalah seorang buruh serabutan. Pekerjaan yang digelutinya tidak menentu. Lanjar sudah membuktikan kesetiaan cintanya pada Narni. Tak pernah terbesit pada hatinya untuk mencari istri lain. Dalam kondisi seperti itu, dia tetap memperlakukan Narni sebagai istrinya. Selain memberi nafkah lahir, Lanjar juga tetap memberi nafkah batin. Dia tetap menggauli istrinya sebagaimana yang biasa dilakukan pasangan suami-istri, hingga lahirlah putra ketiganya yang kini duduk di bangku kelas I SD.

Setiap tetangga yang datang menjenguk Narni, pasti selalu berakhir tangis. Mereka iba karena melihat kondisi Narni yang sangat memprihatinkan. Dia membutuhkan pertolongan dari dermawan untuk biaya operasi memulihkan kondisi fisiknya, terang Kepala Desa Kadilanggon, Umar Muhammad, yang ikut menyambangi kediaman Narni.

Sumber: http://www.solopos.com/2012/12/01/muka-tersiram-minyak-mendidih-penderitaan-narni-bikin-tetangga-menangis-352857