Wah, 15 Persen Camat Klaten Malas ke Lapangan, Bupati Beri Teguran

 Berita


KLATEN Bupati Klaten, Sunarna, menegur kalangan camat yang malas ke lapangan untuk mengetahui permasalahan warganya. Teguran itu disampaikan Sunarna dalam rapat koordinasi pelaksanaan kegiatan (rakorlak) di Pendapa Setda Klaten, Selasa (4/12/2012).

Bupati mengaku kecolongan dengan kasus yang menimpa Narni Sumarni, 40, warga Dusun Tawangsari, Desa Kadilanggon, Kecamatan Wedi. Ibu rumah tangga itu dibiarkan menderita selama tujuh tahun setelah menjadi korban ledakan kompor. Ledakan kompor itu kan sudah terjadi pada 2005 silam. Sekarang kondisinya sangat memprihatinkan. Anehnya saya baru mendapat laporan adanya warga saya yang menderita setelah tujuh tahun lamanya. Sebagai seorang bupati, saya tidak tega melihat warga saya berlama-lama menderita, ujar Sunarna.

Sunarna menyebut kasus yang dialami Narni merupakan satu dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi warganya. Bupati menilai tidak tertanganinya permasalah warga itu dikarenakan kalangan camat malas meninjau lapangan. Jadi camat tidak boleh malas ke lapangan. Semakin sering ke lapangan semakin baik. Bekerja itu jangan hanya berada di belakang meja, tegas Sunarna.

Saat ditemui wartawan seusai rakorlak, Sunarna mengakui sebanyak 15% dari 26 camat di 26 kecamatan di Klaten malas terjun ke lapangan. Namun dia enggan menyebutkan nama dan tempat mereka bekerja. Dia mengaku kerap mendapatkan laporan dari warga atas ketidakhadiran camat dalam sebuah forum pertemuan atau kegiatan seremonial.

Sementara itu, Camat Wedi, Himawan, mengatakan dirinya baru menjabat sebagai camat pada Maret 2012 lalu. Dia mengakui ledakan kompor yang mengakibatkan Narni terluka parah pada bagian muka, lengan, dan dadanya itu terjadi pada 2005 silam. Sejak 2005 silam, di Kecamatan Wedi sudah mengalami pergantian camat hingga tiga kali. Sebelumnya memang tidak pernah ada laporan mengenai kasus yang menimpa Bu Narni. Begitu mendapatkan laporan, saya langsung mengunjungi beliau di rumahnya pada Sabtu (1/12) sore, kata Himawan.

Himawan menjelaskan, sebenarnya Narni sudah dibawa ke RS dr Sardjito beberapa saat setelah menjadi korban ledakan kompor. Dia pernah dirawat di rumah sakit tersebut hingga enam bulan lamanya kendati tidak menunjukkan perubahan signifikan. Dia menilai faktor psikologis dari pihak keluarga membuat kasus yang dialami Narti tak kunjung dilaporkan kepada camat. Ada perasaan malu yang menyelimuti keluarganya. Itu faktor psikologis yang harus dimaklumi karena korban mengalami luka yang sedemikian parah, tandas Himawan.

Sumber: http://www.solopos.com/2012/12/04/wah-15-persen-camat-klaten-malas-ke-lapangan-bupati-beri-teguran-353691