112 Balita di Klaten Kurang Gizi

 Berita

KLATENSebanyak 112 anak balita di Kabupaten Klaten mengalami kurang gizi sepanjang tahun 2012 ini.

Sementara 307 ibu hamil di kabupaten bersinar juga dinyatakan mengalami kekurangan energi kronis (KEK). Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, dr Ronny Roekmito, mengatakan terdapat satu balita yang mengalami gizi buruk pada tahun ini.

Ada satu kasus gizi buruk, itupun karena faktor keturunan. Balita itu menderita penyakit jantung bawaan sehingga mempengaruhi asupan gizinya, terang Ronny kepada Solopos.com di Klaten, Selasa (20/11/2012).

Tingginya angka balita kurang gizi, kata Ronny, bukan hanya dipengaruhi faktor ketidakmampuan ekonomi orangtua. Fakta yang ditemukan petugas kesehatan, asupan gizi kurang juga dialami balita dari kalangan orangtua yang mampu. Orangtua kerap memberi makan anaknya dengan asupan gizi yang tidak seimbang, bahkan cenderung membahayakan kesehatan balita.

Budaya memberi makan balita asal wareg cukup menonjol ditemukan di Klaten. Orangtua memilih memberi makan mi instan supaya anaknya tidak rewel. Padahal, mi instan mengandung bahan pengawet yang membahayakan kesehatan jika dikonsumsi, tukas Ronny.

Revitalisasi Posyandu

Ronny menekankan pentingnya pemenuhan gizi seimbang meliputi karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dan lain-lain sebagai menu makanan pendamping (MP) ASI. Menurutnya bahan MP ASI itu banyak ditemukan di lingkungan sekitar warga. Untuk mengolah bahan itu menjadi MP ASI juga dinilainya relatif mudah. Akan tetapi, kebanyakan orangtua cenderung malas untuk membuatnya.

Warga bisa mendapatkan aneka bahan makanan di pasar atau kebun sebelum diolah menjadi makanan pendamping ASI. Namun, warga cenderung tidak mau sedikit repot. Mereka lebih suka yang serba instan. Sehingga memilih membeli makanan kemasan yang justru membahayakan kendati cukup diminati balita, terang Ronny.

Tingginya angka ibu hamil penderita KEK, kata Ronny, sebagian besar dipengaruhi faktor penyakit anemia. Penyakit anemia mengakibatkan turunnya nafsu makan pada ibu hamil sehingga berdampak berkurangnya asupan gizi. Untuk mengantisipasi hal itu, sebenarnya Dinkes Klaten sudah membagikan tablet penambah darah secara gratis kepada ibu hamil. Akan tetapi, tidak semua ibu hamil bersedia memakannya karena tablet tersebut cenderung tidak enak.

Sekarang tablet penambah darah itu sudah dimodifikasi menjadi multivitamin yang rasanya lebih enak. Ke depan, mudah-mudahan ibu hamil bersedia mengonsumsi multivitamin penambah darah ini supaya angka KEK bisa ditekan, terang dia.

Sementara Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Klaten, Mulyono, mengusulkan perlunya revitalisasi posyandu di Klaten. Revitalisasi posyandu tersebut bisa difokuskan pada penanganan kesehatan ibu hamil dan balita.

Lima tahun lalu selalu ada alokasi dana khusus posyandu. Sekarang dana itu tidak ada padahal manfaatnya sangat besar. Tak heran, sekarang para kader posyandu memilih iuran untuk menjalankan program kesehatan, terang Mulyono.

Sumber: http://www.solopos.com/2012/11/21/112-balita-di-klaten-kurang-gizi-349383